Anak Bukit Barisan
Desanya tenang sekali, hampir tak ada gejolak, anak anak masih takut jika dewasa kelak ngaji alquran nya belum khatam. Orang tua sering bilang kalo tidak khatam alquran maka nanti diakhirat tidak ada pelampung yang menyelamatkan kita jika terjadi banjir ketika kiamat. Tak ada televisi di Desa itu, habis mengaji dirumah guru ngaji biasanya anak anak akan main api unggun jika sedang bulan purnama, menyanyi rasa sayang sanyange ,berpantun sambil diiringi tabungan dari bambu , sesekali ada juga radio yang kami dengar jika sinyalnya lagi bagus, radio republik Indonesia, radio malaysia ,kadang radio singapura kadang menemani kami juga. Maka lagu lagu melayu lah yang terngiang ditelinga kami.
Sepulang sekolah kami tidak ada kegiatan lain selain menghampiri sungai kami yang jernih, segala aktivitas ada disitu. Kami biasanya yang perempuan bawa piring kotor dirumah untuk dicuci di sungai, tidak lupa biasanya kami bawa nasi yang kami makan rame rame di sungai. Mandi sampai mata memerah dan azan zuhur berkumandang karena itu artinya kami harus ke madrasah.
Tak ada listrik, jadi ketika belajar di malam hari,besok pagi lobang hidung hitam semua karena asap teplok. Ibuku selalu mengontrol lampu templok agar asapnya tidak menghitam dinding dinding rumah kami.
Tak ada kendaraan bermotor di kampung kami, transportasi menggunakan jalur air. Ayahku punya satu motor air yang digunakan untuk transportasi penduduk desa, seminggu 2 kali ayahku bawa motor air nya ke kecamatan sekitar 4 jam perjalanan. Klo sudah begini biasanya saya menunggu dipinggir sungai sampai ayah saya pulang. Tentu saja bawa oleh oleh yang tidak kami temukan di kampung kami.
Ayahku sangat tegas padaku, tapi ketika saya sekolah di kota ,kami adalah orang yang saling merindukan. Bahkan ketika sakitpun mengingau nama saya. Ayah saya tak lupa setiap ke kota bawa saya koran dan buku untuk saya baca .
Desa indah dibukit barisan, Desa Napallicin Musirawas Utara disitu saya dilahirkan dan dibesarkan.
Desaku indah, klo ada kesempatan berkunjung berKunjunglah.
Comments
Post a Comment